Perbedaan Penerbit Indie dan Penerbit Mayor
Saat ini banyak pilihan penerbitan yang dapat dipilih oleh penulis untuk menerbitkan tulisan hasil pemikirannya. Penulis dapat menerbitkan tulisannya di blog, membuat e-book kemudian didistribusikan secara digital melalu beberapa toko online atau aplikasi-aplikasi baca buku, menerbitkan buku secara fisik melalui penerbit atau diterbitkan secara mandiri. Untuk pilihan penerbitan e-book atau penerbitan buku secara fisik, saat ini beebrapa penerbit sudah menyediakan jasa ini untuk para penulis. Beberapa penerbit indie ataupun penerbit mayor menjanjikan penerbitan dengan kelebihan dan kerugiannya masing-masing. Bagaimana penulis dapat menentukan pilihan yang tepat? Apakah memilih penerbit mayor atau penerbit indie? Mana pilihan yang akan lebih menguntungkan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut uraian mengenai penerbit indie dan penerbit mayor.
Penerbit Mayor
Penerbit mayor murpakan perusahaan besar yang sudah punya nama di masyarakat dan memiliki dana serta modal lainnya yang cukup untuk menarik minat penulis mengirimkan naskahnya ke penerbit tersebut. Buku yang diterbitkan penerbit mayor sudah pasti memiliki ISBN. Pegawai yang bekerja di penerbit mayor pun memiliki kualifikasi tugasnya masing-masing. Penulis yang ingin menerbitkan bukunya melalui penerbit mayor hanya harus menyetorkan naskah. Sedangkan proses lainnya seperti tata letak layout buku, design cover buku, editing isi tulisan, pemasaran buku, pencetakan buku, hingga pendistribusian buku ke toko-toko kesemuanya akan dilakukan oleh pegawai yang bekerja di penerbit mayor. Salah satu kelebihan menerbitkan buku melalui penerbit mayor sudah pasti buku akan dijual di toko buku yang sudah bekerjasama dengan penerbit. Buku akan dicetak ribuan eksemplar untuk didistribusikan ke berbagai toko buku di Indonesia atau luar negeri. Pada saat ini juga buku tersebut akan dijual secara online di website resmi penerbit tersebut dalam bentuk e-book. Selain di website resmi perusahaan, buku juga akan dijual di aplikasi ponsel dan website penjualan buku digital lainnya. Dalam proses pemasaran buku, penulis tetap diminta untuk membantu mempromosikan buku-buku yang ditulisnya di website pribadi penulis atau di social media dan juga di berbagai kegiatan yang diikuti penulis. Penulis juga tidak akan menanggung sedikit pun biaya yang akan dikeluarkan untuk menerbitkan buku melalui penerbit mayor.
Baca Juga : TIPS MENULIS KARYA TULIS ILMIAH YANG SEDERHANA
Editor dari penerbit mayor juga akan membantu penulis untuk membuat tulisannya lebih menjual di pasaran dengan membantu membuat headline, memeriksa naskah, memeberikan saran dan masukan terhadap naskah atau konten yang akan diterbitkan. Pada penerbit mayor, pihak penerbit punya andil yang cukup besar dalam menerbitkan karya penulis menjadi sebuah buku karena pihak penerbit benar-benar memikirkan segi bisnis dari buku-buku yang akan diterbitkan.
Namun, dibalik kelebihan yang ditawarkan oleh penerbit mayor tentu ada konsekuensi yang harus diterima oleh penulis. Penulis harus bersabar untuk menerima naskahnya diterbitkan oleh penerbit mayor, karena penerbit mayor sangat selektif dalam memilih naskah. Penulis harus bisa menerima penolakan dan perbaikan yang diminta oleh penerbit mayor dalam proses untuk mendaftarkan naskah menjadi buku. Banyak penulis mayor menjanjikan untuk menanggapi tulisan yang dikirimkan maksimal 3 bulan setelah tulisan tersebut masuk ke redaksi penerbit, namun beberapa penulis mengalami naskahnya bahkan tidak ditanggapi sama sekali jika penerbit merasa naskah yang dikirimkans ama sekali tidak menarik. Naskah yang menarik dan layak diterbitkan akan langsung ditanggapi oleh penerbit hanya dalam hitungan minggu sejak naskah dikirimkan kepada redasi penerbit mayor. Saat naskahnya sudah diterima pun, penulis yang ingin naskah tulisannya diterbitkan penerbit mayor harus rela menunggu dalam waktu cukup lama untuk bukunya diterbitkan karena tentu banyak penulis lainnya yang ingin menerbitkan buku melalui penerbit mayor. Setiap hari penerbit mayor harus menerima puluhan hingga ratusan naskah yang masuk dan setiap naskah terdiri dari ratusan halam juga. Hal inilah yang menjadikan salah satu alasan waktu tunggu di penerbit mayor cukup lama.
Royalty yang akan penulis dapatkan saat menerbitkan buku melalui penerbit mayor juga tidak besar karena penerbit yang menanggung semua modal mulai dari editing hingga pemasaran. Penerbit juga harus menanggung kerugian jika tidak semua buku habis terjual. Penulis akan mendapatkan royalty yang cukup besar jika bukunya laris terjual di pasaran dan banyak diminati serta penulis tersebut merupakan penulis berpengalaman yang karyanya selalu dinantikan pasaran.
Baca Juga : Mengenal Tentang Cara Self Publishing Buku di Indonesia
Penerbit Indie
Penerbit indie merupakan jasa penerbitan yang tentunya namanya belum sebesar nama perusahaan penerbit mayor. Penerbit indie belum memiliki nama di masayarkat seterkenal peenrbit mayor. Namun, penerbit indie dapat menjadi salah satu pilihan untuk menerbitkan buku bagi penulis pemula karena beberapa kelebihan yag dimiliki oleh penerbit indie. Naskah yang masuk ke penerbit indie jarang mengalami penolakan, kecuali naskah tersebut berkaitan dengan SARA, ponnografi atau sesuatu yang memang dilarang peredarannya oleh pemerintah. Penerbit indie juga menyediakan jasa untuk tata letah layout buku, design cover buku, dan juga editor yang akan melakukan editing terhadap naskah. Namun, kesemua biayanya menjadi tanggung jawab penulis termasuk pencetakan buku dan permintaan ISBN yang biaya ongkosnya harus ditanggung penulis. Pihak penulis dan penerbit dapat berkonsultasi dan menentukan kesepakatan harga sesuai dengan modal yang dimiliki oleh penulis.
Kualitas hasil cetakan buku tentu juga tidak akan sebagus kualitas buku cetakan penerbit mayor, dikarenakan teknologi yang digunakan masih sangat terbatas atau demi penekanan biaya pencetakan sehingga kualitas pencetakan buku menjaid diturunkan. Proses editing naskah yang dilakukan oleh penerbit indie tidak seketat yang dilakukan oleh penerbit mayor karena banyak penerbit indie hanya akan melakukan editing terhadap ejaan, tanda baca, kata baku, dan kesalahan penulisan yang tidak sesuai EYD. Akan tetapi, terdapat juga beberapa penerbit indie yang akan memberikan masukan jika tulisan dianggap kurang oke untuk dipasarkan. Buku yang telah dicetak akan diberikan kepada penulis untuk dipasarkan oleh penulis. Penerbit akan membantu memasarkan dengan menggunakan website penerbit dan akun media social miliki penerbit. Namun, hal ini jarang menimbulakn hasil penjualan yang signifikan karena banyak pengunjung website penerbit indie merupakan mereka yang ingin menerbitkan buku juga. Penjualan buku digital juga kurang menjanjikan karena budaya masyarakat di Indonesia masih kurang meminati buku digital, karena mereka masih ingin membeli buku yang ada bentuk fisiknya dan untuk buku digital masih banyak yang berharap dapat diberikan secara gratis.
Salah satu kerugian lainnya jika menerbitkan buku melalui penerbitan indie adalah system royalty yang kurang menguntungkan untuk penulis. Ada penerbit indie yang menerapkan royalty dengan system yang sama dengan penerbit mayor atau ada yang lebih besar yang tentunya menguntungkan bagi penerbit namun cukup merugikan bagi penulis. Namun, penulis dapat memilih penerbit indie yang hanya akan melakukan pencetakan buku dan pemasaran dapat dilakukan oleh penulis karena semua buku akan diberikan kepada penulis. Penulis menanggung biaya pencetakan buku sendiri dan stelah buku terbit keseluruhan buku akan diserahkan ke penulis untuk dipasarkan sesuai dengan keinginan penulia. Buku akan diterbitkan oleh penerbit indie saat penulis sudah menyerahkan dana untuk pencenatakan buku. System yang seperti ini menuntut penulis untuk aktif memasarkan buku jika ingin mendapat keuntungan yang banyak dari hasil menerbitkan buku karyanya. Penulis tidak dapat hanya berdiam diri dan hanya menulis naskah, karena pada penerbitan mayor pun penulis tetap diminta untuk membantu memasarkan dan mempromosikan buku hasil tulisannya.
Meski dengan beberapa kekurangan yang dimilikinya, penerbit indie tetap menjadi incaran banyak penulis terutama yang baru pertama kali menerbitkan buku. Penebrit indie dapat menjadi batu loncatan bagi beberapa penulis untuk dapat memasuki penerbitan mayor. Malah beberapa buku dari penerbit indie ada yang dilirik untuk dijadikan film karena jalan ceritanya yang memang menarik.
Silahkan cek paket penerbitan indie di website kami Penerbit El-Kata